Rabu, 10 Juli 2013

UJIAN

    UJIAN, hampir semua dari kita saya rasa pernah mengalami hal yang satu ini. Ada yang lulus tapi ada juga yang tidak lulu. Hal itu seolah menjadi dua sisi mata koin yang saling berlawanan, apapun yang terjadi kita seolah dituntut untuk melewati itu, ya...angap saja sebagai satu langkah untuk dewasakan diri. setuju?
Ngomong-ngomong soal ujian, saya seolah "terglitik" untuk menuliskan tentang hal ini. Tentunya ini merupakan poit of view saya pribadi yang tak memaksakan orang lain untuk meresapi pandangan saya. so, nikmati saja apa yang saya sajikan tanpa perlu banyak tanda tanya?
     Belum lama ini saya dan temen-temen yang lainya baru saja melaksankan UJIAN. UJIAN NASIONAL tepatnya. sebuah hal yang sebenarnya bukan pertama kami rasakan tapi tetap saja kami merasakn ketakutan akan sebuah kegagalan yang membayang-bayangi. alahasil usaha keras dan berbagai macam cara kami lakukan dari mulai maaf-maafan (walau bukan lebaran), sollat duha setiap istirahat sekolah, tahajud tiap malam, berdoa agar lulus, belajar dan berbagai hal-hal lainya kami lakukan untuk sebuah kelulusan dan kesuksesan kami.

      Hingga saat itu tiba, saat pengumuman hasil UN kami membuka hasil penggumuman itu dan tertulis LULUS!. Allhamdulillah............  doa kamipun seolah tlah terjamah oleh NYA. ujian buat kami seolah tlah usai bagai anggin lalu.
dan sekarang giliran saya, saat mimpi dan harapan untuk lulus tlah terwujud dan Allah tlah memberikan hal itu. Ujian nasionalpun seakan berlalu, namun entah dari mana sebongkah kata berbunyi "ujian baru mulai" menyentuh sanubari saya. padahal secara logika manusia unjian tlah berlalu.
    Sayapun mulai bertanya-tanya tentang kenapa, mengapa dan bagai mana kata itu hadir dalam pikiran saya yang seolah menyuruh untuk mencari jawaban dari itu semua. Dengan kecepatan siput sayapun atas izin Allah menemukan kenapa "ujian baru  dimulai". Itu berawal ketika saya berangkat kesekolah saat jam istirahat dan menemui mushola yang  eberapa waktu lalu ramai dengan anak-anak kelas 12 dan warga sekolah lainya sollat berjamaah baik duha atapun dzuhur kini hanya beberapa orang saja. apakah ini karna momen UN tlah usai? entahlah.
      Juga terhadap diri saya yang setelah UN selesai keingginan untuk shollat duha dan tahajud seolah mengempis. Hal itulah yang menyadarkan saya bahwa mungkin ujian yang sebenarnya bukanlah ujian nasional, tapi Pra ujian nasional dimana kita dan saya pribadi tetap berusaha untuk istikomah mendekatkan diri kepadaNya baik dalam duka maupun suka. Hal itu seolah menyadarkan saya bahwa Allah BUKANlah seperti toilet yang kita datang hanya saat kita membutuhkanya.

0 komentar:

Posting Komentar